Foto: Ilustrasi PNS.
Jakarta
Anggota Komisi XI DPR RI Charles Meikyansah meminta pemerintah menjelaskan kepada publik terkait isu kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2025.
Menurut Charles, gaji dan insentif bagi PNS cukup sensitif, apalagi di tengah tingginya inflasi yang membuat harga segala kebutuhan naik.
“Pemerintah perlu memberi penjelasan lebih detil terkait hal ini. Apakah rencana kenaikan gaji PNS akan diatur oleh pemerintah selanjutnya?” ungkap Charles dalam keterangannya, Selasa (20/8/2024)
Bukan hanya memberi perhatian pada wacana kenaikan gaji PNS, Charles juga menyinggung soal utang negara. Tidak dapat dimungkiri, persoalan utang negara juga menjadi buah bibir di masyarakat.
“Pentingnya pemerintah memerhatikan utang negara yang saat ini sudah tembus mencapai Rp 8.500 triliun. Meskipun rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat menurun menjadi 38,68 persen, pemerintah harus mengkaji dengan bijak dalam hal pengelolaan utang serta keuangan negara,” tukas Charles.
Legislator NasDem dari Dapil Jawa Timur IV (Lumajang dan Jember) itu juga mengingatkan agar pemerintah mewaspadai nilai tukar rupiah terhadap dolar yang diperkirakan akan berada di kisaran Rp16.100 per dolar AS, dan suku bunga SBN 10 tahun di angka 7,1%. Termasuk harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang diperkirakan berada pada 82 dolar AS per barel, lifting minyak diperkirakan mencapai 600 ribu barel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.
“Pemerintah harus berhati-hati dalam mengelola anggaran agar tidak membebani generasi mendatang. Oleh karena itu, perlu ada evaluasi menyeluruh terhadap arah dan prioritas pembangunan,” terang Charles.
Anggota Banggar DPR RI itu lantas mengingatkan agar pemerintah memastikan utang yang diajukan pemerintah harus diperuntukkan bagi program-program yang memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Meski utang negara tersebut masih dalam batas aman menurut undang-undang, kata Charles, pengelolaannya harus diprioritaskan bagi kebutuhan rakyat.
“Pemerintah perlu waspada dalam pengelolaan RAPBN. Harus dilakukan dengan bijak untuk memastikan utang Indonesia dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan tentunya pengelolaan keuangan negara harus dilakukan secara transparan dan sebesar-besarnya diperuntukkan bagi rakyat,” tutup Charles.