Foto: Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bangli nomor urut tiga, Ida Bagus Gde Giri Putra dan I Made Subrata (Giri-Brata) saat debat terbuka perdana Pilbup Bangli 2024.
Bangli
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bangli nomor urut tiga, Ida Bagus Gde Giri Putra dan I Made Subrata (Giri-Brata), memaparkan visi dan misi mereka dalam debat terbuka perdana Pilbup Bangli 2024 yang berlangsung di Hotel Prama, Sanur, Denpasar pada Kamis (24/10/2024). Dengan tema “Strategi dan Solusi Mengatasi Permasalahan Pembangunan di Bumi Bukti, Mukti, Bakti,” pasangan ini mengusung visi untuk membangun Bangli dari tingkat desa dan kelurahan melalui perencanaan yang terukur dan terintegrasi, berlandaskan konsep Tri Hita Karana untuk mewujudkan Bangli yang berdaya atau Bangli Metaksu.
“Visi kami yaitu membangun Bangli dari desa dan kelurahan. Dengan perencanaan yang terukur dan terintegrasi yang didasari atas konsep Tri Hita Karana menuju Bangli Metaksu,” ujar Giri Putra.
Calon kepala daerah yang diusung koalisi Partai Nasdem, Gerindra, PSI dan parpol lainnya itu menjelaskan bahwa fokus pembangunan diarahkan pada desa dan kelurahan, karena masyarakat berada di tingkat tersebut. Pendekatan pembangunan yang digunakan akan bersifat terukur, menyesuaikan dengan kondisi keuangan daerah yang masih perlu ditingkatkan.
Selain itu, kata Calon Bupati Bangli yang juga mantan Sekda Bangli itu, pendekatan ini juga akan terintegrasi sebagai prioritas untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sementara Metaksu merupakan akronim yang mengandung makna mendalam, yakni menjaga Taksu Bangli sebagai bagian dari Taksu Bali yang harus tetap dipelihara.
“Terukur karena kemampuan keuangan daerah kita memang masih perlu harus kita tingkatkan, masih kecil. Dan terintegrasi adalah bagian dari prioritas yang harus kita bangun untuk memajukan dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Dan Metaksu itu bagian akronim. Karena Taksu Bangli Taksu Bali itu harus tetap dijaga,” terang tokoh asal Griya Bukit, Lingkungan Brahmana Bukit, Kelurahan Cempaga, Bangli.
Putra dari Bupati Bangli periode 1960-1968Ida Bagus Made Sutha itu menekankan pentingnya pelayanan yang transparan, akuntabel, komunikatif, solutif, dan bermanfaat (utility). Ia menjelaskan bahwa transparansi dan akuntabilitas menjadi dasar dalam melaksanakan setiap aturan, dengan komunikasi yang baik bersama seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan rakyat, solusi yang diberikan diharapkan dapat benar-benar efektif. Sementara itu, utility atau manfaat bertujuan untuk memberikan dampak positif yang lebih besar bagi kesejahteraan masyarakat.
“Artinya semua harus transparan dan kita harus bisa pertanggung jawabkan pada aturan yang ada, yang didasari atas komunikasi yang harus kita lakukan dengan seluruh komponen masyarakat atau stakeholder yang ada, sesungguhnya apa yang dibutuhkan oleh rakyat itu sehingga ada solusi yang solutif itu untuk kita berikan kepada rakyat,” terang adik dari Bupati Bangli periode 1990-2000 Ida Bagus Gede Agung Ladip itu.
Sementara untuk misi paslon Giri-Subrata meliputi lima fokus utama, yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata, pembangunan infrastruktur yang merata, penataan lingkungan berbasis masyarakat, dan reformasi birokrasi.
Dalam bidang kesehatan, Giri Putra menyampaikan rencananya untuk membangun rumah sakit Pratama di Kintamani. Mengingat luas wilayah Bangli mencapai 510 kilometer persegi, dengan 386 kilometer persegi berada di Kintamani, pembangunan layanan kesehatan di daerah tersebut sangat diperlukan.
Rencana pembangunan juga mencakup revitalisasi puskesmas dan puskesmas pembantu, serta pembangunan fasilitas kesehatan di daerah terpencil. Selain itu, akan diberikan beasiswa kepada masyarakat yang kurang mampu atau berpotensi, agar mereka dapat menjadi dokter dan bersedia bekerja di Kintamani.
“Kemudian juga memberikan beasiswa bagi masyarakat tidak mampu atau yang mempunyai kemampuan untuk bisa menjadi dokter supaya mau bekerja di Kintamani,” terangnya.
Dalam bidang birokrasi, paslon Giri-Subrata berencana untuk mengangkat pegawai tenaga harian lepas (PTT) sebagai bagian dari kewajiban program pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). Selain itu, mereka juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan aparatur sipil negara (ASN).
Dalam bidang pembangunan desa, Giri-Subrata berkomitmen untuk memberikan bantuan dana pemberdayaan STT sebesar 7,5 juta Rupiah per tahun untuk menjaga kelestarian. Mereka juga akan melanjutkan dan merevitalisasi program GGS (Gus Giri Subrata), serta meningkatkan Alokasi Dana Desa (ADD) secara bertahap.
Di sektor pertanian, fokus utama paslon nomor urut tiga ini adalah melakukan revitalisasi jalan usaha tani dan jalan produksi. Selain itu, terkait pelayanan publik, mereka berencana untuk meninjau tarif listrik sesuai dengan peraturan yang ada dan berkomitmen untuk menurunkan tarif tersebut agar lebih sesuai dengan daya beli masyarakat.
“Di pelayanan publik, karena saya melihat di undang-undang, di Permendagri bahwasanya untuk tarif listrik itu perlu kita lakukan tinjauan dan saya akan menurunkan karena itu mengacu kepada daya beli masyarakat,” pungkas Giri Putra.