Foto: Calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem nomor urut 3, I Gusti Putu Parwata dan Pandu Prapanca Lagosa (Gus Par-Guru Pandu) tampil meyakinkan di debat publik kedua Pilkada Karangasem, Minggu (3/11/2024) malam.
Badung
Debat publik antara calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem pada Minggu (3/11/2024) di The Trans Resort Bali memanas saat isu erupsi Gunung Agung 2017 diangkat untuk menyerang Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem nomor urut 3, I Gusti Putu Parwata dan Pandu Prapanca Lagosa (Gus Par-Guru Pandu) yang juga akrab disapa Paslon GP. Namun, serangan itu justru terbalik menjadi kesempatan bagi Gus Par untuk mengklarifikasi peran aktifnya dalam penanganan bencana saat itu.
Gus Par, yang pada 2017 menjabat sebagai Ketua KNPI Karangasem, menyatakan bahwa dirinya turun langsung membantu masyarakat terdampak bencana. “Sebagai Ketua KNPI, saya berada di tengah masyarakat, menggalang relawan dan pemuda untuk proses evakuasi,” ungkapnya menanggapi kritik dari calon wakil bupati paslon nomor 1, Ketut Putra Ismaya Jaya.
Pandu Prapanca, calon wakil dari paslon nomor 3, menambahkan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan mengandung informasi hoaks. Menurutnya, pertanyaan yang diajukan di forum resmi tersebut bersifat tendensius dan tidak pantas.
Selama erupsi Gunung Agung, Gus Par bersama relawan Gerakan Masyarakat Terpadu (GMT) bahu-membahu mengevakuasi warga dan hewan ternak dari zona berbahaya. Truk-truk disiapkan untuk mengangkut warga ke tempat pengungsian yang telah ditetapkan pemerintah. Bantuan juga meliputi penyaluran sembako dan pendirian tenda di titik-titik pengungsian, serta distribusi pakan bagi hewan peliharaan yang terpaksa ditinggalkan.
Tak hanya fokus pada warga, KNPI Karangasem juga turut memperhatikan kelangsungan hidup satwa liar yang terancam kelaparan di perbatasan hutan akibat hujan abu vulkanik. Buah dan sayur disebar di wilayah tersebut demi memastikan satwa liar tetap mendapatkan pasokan makanan.
I Gusti Ngurah Setiawan, mantan Sekretaris KNPI Karangasem, membenarkan peran Gus Par yang kala itu bekerja tanpa dukungan dana dari Pemkab. “Selama tiga bulan masa erupsi, hampir setiap hari ada kegiatan KNPI di lokasi pengungsian. Ini murni dari sumbangan pribadi Gus Par dan semangat gotong royong seluruh anggota,” tegas Setiawan.
Dukungan Gus Par juga datang dari jaringan luar Karangasem, yang menyumbang kebutuhan seperti susu dan buku bagi anak-anak pengungsi. “Kepemimpinan Gus Par di KNPI adalah bukti nyata semangat kolaborasi tanpa pamrih,” pungkas Setiawan.