Foto: Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Irma Suryani.
Jakarta
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Irma Suryani, meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk benar-benar serius dalam mewujudkan pendidikan kedokteran yang lebih terjangkau bagi masyarakat. Irma mendesak agar calon dokter tidak dibebani biaya tambahan yang justru menyulitkan mereka.
“Saya banyak menerima keluhan terkait biaya sebesar 25 persen yang dibebankan pada mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) saat praktik,” kata Irma dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR dengan Sekretaris Jenderal Kemenkes, Kunta Wibawa Dasa Nugraha, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11).
Menurut Irma, biaya tambahan sebesar 25 persen ini diberlakukan sebagai biaya penggunaan alat medis di rumah sakit, tetapi tagihan tersebut dialihkan kepada mahasiswa melalui fakultas kedokteran. “Tagihannya dialihkan ke fakultas, bukan ke rumah sakit. Padahal katanya ingin membuat sekolah kedokteran lebih terjangkau,” tegas Irma.
Ia menilai kebijakan ini justru menambah beban bagi para calon dokter spesialis yang sudah menghadapi banyak tantangan selama pendidikan. “Semua biaya alat kesehatan ditanggung mahasiswa PPDS, ditagihkan ke fakultas, dan dibayar ke Kemenkes. Seharusnya tagihan ditujukan ke rumah sakit, bukan fakultas kedokteran, agar lebih adil. Ini harus segera diperbaiki,” tambah Irma.
Dalam rapat tersebut, Irma juga menyinggung kasus perundungan terhadap calon dokter spesialis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi, yang sempat mengganggu program PPDS di rumah sakit itu. Ia meminta agar program tersebut dapat segera dibuka kembali tanpa mengorbankan mahasiswa yang tidak terkait dengan kasus tersebut.
“Yang bersalah harus dihukum, tapi yang tidak bersalah jangan sampai ikut menjadi korban dan kehilangan kesempatan praktik di RS Kariadi,” tutup Irma.
Desakan Irma mencerminkan komitmen Partai NasDem dalam mendukung upaya perbaikan akses dan biaya pendidikan kedokteran yang lebih terjangkau dan berkeadilan bagi calon dokter di seluruh Indonesia.