Foto: Ketua Bappilu DPW Partai NasDem Bali, Anak Agung Ngurah Gede Widiada yang akrab disapa Gung Widiada.
Denpasar, partainasdembali.org
Jelang Pemilu 2024 eskalasi politik nasional mulai menghangat. Terkait hal itu, Kader Partai NasDem Bali Anak Agung Ngurah Gede Widiada yang akrab disapa Gung Widiada berharap agar keakraban antar kader partai politik dan antara sesama masyarakat dapat tetap dijaga di tengah kontestasi jelang Pemilu 2024.
Gung Widiada yang juga Ketua Bappilu DPW Partai NasDem Bali ini juga berharap para elit politik agar bisa memberikan keteladan menunjukkan wajah politik dan pesta demokrasi yang penuh kegembiraan, penuh sukacita, bukan penuh keresahan, ketegangan, ketakutan bahkan menyeramkan. Jangan sampai suasana politik dan pesta demokrasi seperti horor.
“Selama ini kemana kita datang selalu ditanya kenapa suasana politik kok begini. Saya berharap semua partai politik lebih intens melakukan komunikasi politik sehingga keakraban kader-kader partai dari berbagai partai politik di tengah kompetiti tetap nyaman, tidak terpengaruh hoaks, isu-isu SARA, politik identitas dan lainnya. Mari kita mulai dengan belajar menghargai satu dengan lainnya,” ujar Gung Widiada.
Anggota DPRD Kota Denpasar yang juga Panglingsir Puri Peguyangan itu juga berharap lembaga kultural di Bali seperti desa adat, STT, banjar-banjar, puri-puri yang jangan sampai terjebak oleh mainstream politik. Lembaga kultural itu harus bisa memberikan pengayoman kepada modal sosial yang ada di masing-masing wilayahnya. “Masyarakat juga harus disadarkan bahwa perbedaan politik bukan harus memecah belah keakraban antar warga,” harap Gung Widiada.
Politisi senior yang sudah hampir 30 tahun menjadi anggota legislatif di DPRD Kota Denpasar ini berharap wajah politik yang penuh kebersamaan, suka cita dan kebersamaan ini perlu kita tonjolkan karena Bali pernah mengalami trauma politik di tahun 1965.
“Kita harus belajar dari kondisi di masa lalu itu sebagaiman disampaikan oleh Profesor Bagus seorang Antropolog bahwa kondisi fatalis politik, trauma yang menimbulkan kondisi masyarakat tidak berani berbicara politik sudah pernah kita alami di tahun 1965. Dan kita merasakan di tengah kebebasan berdemokrasi jangan sampai kondis itu terulang lagi dimana kita menjadi ketakutan dengan hajatan politik dan dimana memang proses politik harus berjalan,” paparnya.
Dirinya pun menegaskan Partai NasDem tentu terus berupa membangun suasana politik yang penuh kegembiraan dan menguatkan komitmen politik kebangsaan. Ditambahkannya, Partai NasDem sebagai salah satu kekuatan politik yang ada di Bali sesuai dengan arahan Ketua Umum Partai NasDEm, disarankan untuk memahami kondisi lokalitas dengan bagaimana menyikapi keputusan partai yang sudah menjadi perintah partai dengan hati-hati.
“Tentu partai NasDem tetap berorientasi pada politik kebangsaan. NasDem ingin memperkokoh rasa persaudaraan diantara keragaman yang ada di Bali ini. Jangan sampai stigma-stigma politik membuat kita terjebak dan menimbulkan rasa fanatik yang berlebihan. Kondisi tersebut tidak diinginkan oleh Ketum Partai NasDem.
Sekali lagi Gung Widiada, mengajak semua pihak saling menjaga komunikasi, keakraban satu dengan yang lainnya. Apalagi rekrutmen caleg untuk Pileg 2024 sudah dilaksanakan oleh masing-masing partai dan pasti ada kader partai satu dengan yang lainnya akan berpindah. Jangan sampai ini memperpanas suasana. “Apapun itu, urusan politik adalah urusan personal,” pungkasa Gung Widiada.