Foto: Ilustrasi Gedung Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Jakarta

Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, sebuah kabar baik datang dari gedung megah DPR RI, Senayan. Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Subardi, menyampaikan apresiasinya yang mendalam atas pencapaian luar biasa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sepanjang 2020 hingga 2023. Dalam tiga tahun terakhir, kontribusi BUMN bagi negara telah menyentuh angka fantastis, yaitu Rp 1.940 triliun.

Di hadapan rapat kerja Komisi VI dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Subardi tidak bisa menutupi rasa bangganya. “Ini adalah pencapaian yang patut kita syukuri dan apresiasi. Di tengah upaya restrukturisasi, BUMN telah menunjukkan kinerja yang semakin sehat dan produktif,” ungkapnya dengan penuh keyakinan. Capaian ini, katanya, merupakan hasil dari kerja keras bersama, mulai dari pengawasan ketat hingga dukungan anggaran dari Komisi VI.

Angka tersebut berasal dari beberapa sumber. Pajak yang disetor BUMN mencapai Rp 1.391,4 triliun, sementara penerimaan negara bukan pajak (PNBP) menyumbang Rp 354,2 triliun. Tidak hanya itu, dividen yang diterima negara mencapai Rp 194,4 triliun. Semua ini, jelas Subardi, adalah buah dari kebijakan yang tepat dan kepemimpinan yang tegas di bawah Erick Thohir.

Namun, Subardi juga menyadari bahwa perjalanan ini belum selesai. “Tidak semua BUMN kita dalam kondisi sehat. Tapi, proses penyehatan terus berjalan dengan baik. Dari 142 perusahaan, kini hanya tersisa 41 perusahaan yang berdiri tegak. Klaster-klaster yang dulunya berjumlah 27 kini terpangkas menjadi 12. Ini menunjukkan bahwa upaya restrukturisasi berjalan di jalur yang benar,” jelas legislator asal Sleman, Yogyakarta ini dengan penuh semangat.

Tren positif ini terlihat jelas dalam angka-angka. Sejak 2020, kontribusi pajak BUMN terus meningkat, dari Rp 247 triliun pada 2020 menjadi Rp 457 triliun pada 2023. Setoran dividen pun melonjak, dari Rp 40 triliun pada 2020 hingga menyentuh Rp 81 triliun pada 2023. Meski ada fluktuasi dalam PNBP, seperti yang terlihat dari penurunan dari Rp 98 triliun pada 2022 menjadi Rp 84 triliun pada 2023, Subardi tetap optimis.

Pada rapat tersebut, Komisi VI juga menyetujui tambahan anggaran sebesar Rp 66 miliar untuk tahun depan. “Angka ini memang relatif kecil dibandingkan dengan beban besar yang diemban BUMN. Tapi saya yakin, dengan kinerja yang terus produktif, BUMN akan tetap menjadi tulang punggung ekonomi negeri ini,” tutur Subardi penuh keyakinan.

Dengan pandangan yang jauh ke depan, Subardi meyakini bahwa BUMN tidak hanya akan terus menjadi kontributor besar bagi negara, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan ekonomi Indonesia yang kuat dan berkelanjutan. Dalam perjalanan ini, kerja keras dan keteguhan hati adalah kunci, dan BUMN telah membuktikan bahwa mereka siap membawa negeri ini menuju masa depan yang lebih cerah.

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *