Foto: Anggota Komisi X DPR RI Lisda Hendrajoni.

Jakarta

Anggota Komisi X DPR RI Lisda Hendrajoni, menyampaikan rasa duka yang mendalam atas kecelakaan rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat yang mengakibatkan 11 orang korban meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.

“Tentu kita menyampaikan rasa duka yang mendalam atas bencana yang menimpa anak-anak kita, terutama bagi para koban yang meninggal dunia. Ini juga merupakan sebuah tamparan bagi kita bersama dalam dunia pendidikan di Indonesia,” ungkap Lisda dalam keterangannya, Kamis (16/5/2024).

Mengingat peristiwa tersebut, Lisda mendesak Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membuat edaran ataupun aturan terkait dengan kegiatan outing class.

“Kita mendesak Kemendikbudristek untuk segera membuat edaran tentang outing class, yang memberikan regulasi tentang kegiatan tersebut. Kegiatan outing class harus mempertimbangkan aspek keselamatan peserta didik, dan substansi dari kegiatan tersebut harus jelas untuk menunjang anak,” ungkap Lisda.

Selain itu, menurut Lisda, regulasi juga harus mengatur standar alat transportasi yang digunakan, berikut dengan armada dan supir harus sesuai dengan aturan yang berlaku.

“Berkaca dengan peristiwa yang terjadi di Jawa Barat, agar peristiwa tak terulang di tempat, ke depan pihak sekolah harus selektif dalam memilih armada sebagai alat transportasi, termasuk petugas atau supirnya juga harus dipastikan safety dalam berkendara,” tegasnya.

Legislator yang akan kembali duduk di Senayan ini juga mengatakan, semua pihak harus menyadari para siswa adalah generasi harapan bangsa, mereka harus dilindungi. Namun jangan sampai aturan dan regulasi yang dibuat, malah menjadi mengekang para siswa, dan tentunya bertentang dengan merdeka belajar

“Kegiatan outing class, sangat membantu dalam mengembangkan wawasan dan anak. Namun saat ini, kegiatan tersebut belum memiliki regulasi dan aturan yang jelas. Namun kita juga berharap, nantinya kebijakan yang dikeluarkan Kemendikbudristek tetap harus memerhatikan “kemerdekaan” sekolah dan para siswa. Jangan sampai kebijakan tersebut justru membelenggu kreativitas para siswa,” pungkasnya .

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *