Foto: Acaara bedah film dokumenter Dolanan Kehidupan dan Mama Amamapare di NasDem Tower Rabu 14 Agustus 2024.

Jakarta

Di bawah naungan langit Jakarta yang cerah, NasDem Tower menjadi saksi pertemuan yang penuh makna. Dalam acara bedah film yang digelar di sana pada Rabu 14 Agustus 2024, film dokumenter Dolanan Kehidupan dan Mama Amamapare menggugah hati dan pikiran para peserta.

Daniel Rudi Haryanto, Kepala Program & Pengembangan Konten Eagle Institute Indonesia, memaparkan harapannya dengan penuh semangat. Menurutnya, film dokumenter yang mengangkat kehidupan masyarakat dengan cara yang mendalam dan partisipatif tidak hanya sekadar tontonan. Mereka adalah alat untuk merangsang kebijakan pemerintah agar lebih berpihak kepada rakyat.

“Film dokumenter memiliki kekuatan untuk mendorong kebijakan yang lebih baik,” kata Daniel. “Melalui gambar dan cerita yang dihadirkan, kita bisa menyentuh hati para pengambil keputusan, membuat mereka lebih peka terhadap realitas yang ada di lapangan.”

Acara ini, yang menjadi bagian dari persiapan Kongres III Partai NasDem, dipandu oleh Olvah Alhamid, seorang politisi muda dari Partai NasDem. Dalam suasana yang hangat dan penuh antusiasme, peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari mahasiswa hingga generasi milenial, berkumpul untuk menyaksikan dan berdiskusi tentang film-film yang diputar.

Ratih Megasari Singkarru, Ketua DPP NasDem, menegaskan komitmen partainya terhadap industri perfilman nasional. Dia percaya bahwa film dapat menjadi sarana yang efektif untuk merawat budaya dan menyampaikan pesan berharga kepada masyarakat.

“Kami percaya bahwa melalui film, terutama film dokumenter, kita bisa meningkatkan perkembangan budaya kita dan mendapatkan pengakuan di tingkat internasional,” ujarnya, mengajak semua pihak untuk mendukung industri film tanah air.

Di tengah diskusi, Ababil Kurnia Gusti dari Universitas Nasional Jakarta berbagi pandangannya tentang Mama Amamapare, sebuah film yang mengangkat kehidupan seorang dukun bayi di kampung Amamapare, Papua.

“Film ini menggugah empati kita,” katanya. “Kita harus lebih peduli terhadap daerah-daerah yang kurang beruntung dan berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.”

Selain Daniel dan Ratih, acara ini juga menampilkan Agus Ramdan, Ketua Pengurus Harian Eagle Institute Indonesia, sebagai narasumber.

Sejak 12 Agustus, acara Diskusi dan Nonton Film ini telah menampilkan berbagai film dokumenter, dan akan terus berlangsung hingga 15 Agustus di Gedung Theater NasDem Tower. Ini adalah sebuah perjalanan yang tidak hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga memupuk kesadaran dan empati di kalangan penonton.

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *