Foto: Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Buleleng Made Suparjomendukung kepolisian mengusut tuntas dan menangkap pelaku aksi perburuan liar terjadi di hutan kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).
Buleleng, partainasdembali.org
Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Buleleng Made Suparjo mendorong pihak kepolisian mengusut tuntas dan menangkap pelaku aksi perburuan liar terjadi di hutan kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) tepatnya di wilayah Banjar Dinas Tegal Bunder, Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
“Kita dukung agar kasus perburuan liar ini diusut tuntas dan para pelaku segera ditangkap,” kata Suparjo Minggu 15 Oktober 2023.
Seperti diketahui petugas yang berjaga di TNBB pada Sabtu dini hari 14 Oktober 2023 memergoki pelaku mengangkut belasan satwa hasil perburuan liar. Sayangnya, pelaku yang dicurigai berjumlah dua orang tersebut berhasil kabur dari kejaran petugas.
Polres Buleleng mendapatkan keterangan, bahwa ditemukan belasan satwa ditembak mati oleh pemburu liar. Para pemburu sempat dikejar oleh petugas. Namun, para pemburu tersebut berhasil kabur dan meninggalkan sebuah mobil yang di dalamnya berisi belasan satwa hasil buruan. Polisi kini tengah melakukan penyelidikan terhadap pelaku.
Lebih lanjut Suparjo mengungkapkan bahwa Taman Nasional Bali Barat (TNBB) itu merupakan suatu aset yang dimiliki oleh Provinsi Bali, dengan segala satwa yang ada di sana. Oleh karena itu semua masyarakat Bali memiliki kewajiban untuk melestarikan semua satwa yang ada di TNBB.
“Begitu juga pemerintah yang mengeluarkan masalah lokasi Taman Nasional Bali Barat mestinya harus dengan aturan-aturan, undang-undang yang sudah berlaku mengamankan apa yang semestinya dilakukan di sana,” ungkapnya.
Suparjo kemudian mendorong pengusutan tuntas dan menangkap para pelaku yang melakukan perburuan liar di TNBB. Pihak berwenang juga didesak untuk memberikan hukuman yang optimal sesuai dengan undang-undang yang berlaku untuk memberikan efek jera.
“Itu harus dilakukan pengusutan tuntas, diberikan hukuman secara optimal sesuai dengan aturan yang berlaku biar ada efek jera, baik kepada pelaku itu sendiri maupun kepada masyarakat yang memiliki niat untuk itu juga,” kata politisi NasDem asal Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng ini.
Suparjo kemudian meminta kepada para petugas yang bertugas di TNBB, baik itu tim karantina maupun polisi hutannya, untuk bertugas secara optimal. Jangan sampai istilahnya hanya menerima nafkahnya saja, tetapi tidak melaksanakan tugas secara optimal.
“Kasarnya kan kalau tidak ada Taman Nasional Bali Barat itu jelas dia tidak dapat nafkah, kan kasarnya seperti itu. Dia digaji karena bekerja di sana. Jangan di satu sisi mendapat gaji di tempat itu, tapi di sisi lain tempat yang memberikan gaji itu tidak dijaga dengan baik,” katanya.
“Kalau ada aparat-aparat yang seperti itu kan istilahnya harus ditindak tegas juga, kalau nggak ada, artinya main mata lah istilahnya, tidak mungkin terjadi pembiaran hal seperti itu karena ada cibiran-cibiran yang saya dengar artinya diizinkan. Pada saat saya ke barat, kamu ke timur nyarinya, kan seperti itu jadinya, sehingga seolah-olah tidak pernah terjadi. Di sini artinya antara hak dan tanggung jawab itu harus jalan bagi aparat yang memiliki penugasan di kawasan sendiri,” imbuhnya.
Suparjo meminta kepada pihak terkait untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya warga lokal, tentang apa itu TNBB dan apa pentingnya menjaga satwa liar di taman nasional tersebut.
“Kalau itu memang benar-benar dipahami sehingga ke depan tanpa disuruh pun masyarakat akan melakukan tindakan partisipasi dalam hal mengamankan Taman Nasional Bali Barat itu. Karena pemahaman itu belum ada, apa sih dampak adanya Taman Nasional Bali Barat? Satwa langka apa yang dilindungi? Pemahaman itu yang seharusnya diberikan oleh pemerintah, khususnya terhadap masyarakat yang ada di sekitar sana. Begitu juga masyarakat umum,” harapnya.
Suparjo kemudian mencontohkan masyarakat Nusa Tenggara Timur NTT yang turut berpartisipasi membantu pemerintah melindungi satwa komodo sehingga daerah tersebut menjadi objek wisata. Hal yang sama juga diharapkan dilakukan oleh masyarakat Bali sehingga TNBB kedepan bisa menjadi destinasi pariwisata yang benar-benar dicari oleh para wisatawan.
“Tapi karena apa yang didengung-dengungkan bahwa Taman Nasional Bali Barat keberadaan satwa liar ada di sana, setelah ditelusuri, menemukan pun susah, masyarakat menjadi enggak percaya. Kapan ada destinasi wisata di sana? Sehingga masyarakat umum, khususnya yang ada disekitar itu enggak merasakan adanya keberadaan Taman Nasional Bali Barat ini,” kata politisi NasDem yang tarung sebagai caleg NasDem untuk DPRD Buleleng Dapil Kecamatan Buleleng dengan nomor urut 1 pada Pileg 2024 mendatang.
“Makanya di sini pemahaman harus diberikan, terutama kepada masyarakat yang ada di sekitar, karena itu merupakan garda terdepan, tempat masuk keluar orang. Begitu juga masyarakat luar, Oh, bahwa kita masuk ke lokasi Taman Nasional Bali Barat, apapun yang ada di sini itu sebenarnya harus bersama-sama kita lindungi,” imbuh Suparjo.
Sekali lagi Suparjo meminta aparat penegak hukum untuk memberikan hukuman yang optimal kepada para pemburu liar sehingga ada efek jera bagi mereka. Suparjo juga yakin saat ini para pelaku tengah mendapatkan hukuman sosial mengingat berita pembantaian satwa liar di TNBB tengah viral di media sosial.
“Intinya adalah bagaimana memberikan efek jera. Sama dengan viralnya sekarang di media sosial, bagaimana pelaku itu artinya setelah ini diviralkan juga, artinya kan dia mendapat hukum social,” pungkas Suparjo.