Foto: Ilustrasi pentingnya internet di desa.
Jakarta
Upaya optimalisasi pemanfaatan internet untuk sektor pendidikan di desa tertinggal harus ditingkatkan dengan konsisten demi mewujudkan proses belajar mengajar yang memadai bagi setiap warga negara.
“Jaringan internet yang tersedia harus mampu dioptimalkan pemanfaatannya untuk proses belajar dan mengajar yang lebih baik bagi masyarakat di desa-desa tertinggal,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/9/2024).
Riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan jumlah siswa di desa tertinggal yang mengakses sumber belajar tambahan seperti video pembelajaran, ebook, dan materi pembelajaran interaktif melalui internet baru 31%.
Masalah yang paling banyak dikeluhkan adalah kurangnya infrastruktur yang memadai dan koneksi internet yang tidak stabil sebagai kendala (59,2%). Kemudian, keterbatasan perangkat keras seperti komputer atau tablet di sekolah (12,5%).
Menurut Lestari, ketersediaan jaringan internet di desa tertinggal harus dibarengi dengan ketersediaan gawai yang memadai bagi tenaga pengajar dan peserta didik.
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, jaringan internet yang andal sejatinya merupakan perangkat yang mampu membuka isolasi di desa-desa tertinggal.
Sehingga, tambah Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II, warga di desa tertinggal memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan yang layak.
Rerie sangat berharap para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah mampu berkolaborasi dengan baik dalam mengoptimalkan pemanfaatan jaringan internet bagi proses belajar mengajar di desa-desa tertinggal.
Karena, tegas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, dengan semakin banyak warga negara yang mendapatkan pendidikan yang layak, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) nasional kita harapkan dapat segera direalisasikan.