Foto: Anggota DPR RI Dapil Bali dari Partai NasDem Ir. I Nengah Senantara berkomitmen penuh memperjuangkan aspirasi dan tuntutan para driver pariwisata Bali.
Denpasar
Anggota DPR RI Dapil Bali dari Partai NasDem, Ir. I Nengah Senantara, menunjukkan keberpihakan nyata terhadap para driver pariwisata Bali. Dalam audiensi dengan 115 kelompok sopir se-Bali—yang mewakili sekitar 15.000 driver—Senantara menegaskan dukungannya terhadap enam tuntutan mereka dalam menghadapi persaingan yang semakin tidak terkendali dari pengemudi luar Bali.
Pariwisata Bali sejatinya berakar pada budaya dan kesejahteraan masyarakat lokal. Namun, perkembangan teknologi dan digitalisasi transportasi telah mengubah ekosistem industri ini. Masuknya layanan transportasi online dengan tarif murah, serta mudahnya akses bagi pengemudi luar, membuat driver lokal kian terdesak.
“Dulu, pariwisata menyejahterakan masyarakat Bali. Sekarang, driver lokal justru tergerus oleh sistem transportasi digital yang tak terkendali,” ujar Senantara. Ia mengingatkan bahwa jika dibiarkan, bukan hanya kesejahteraan driver yang terancam, tetapi juga citra pariwisata Bali secara keseluruhan.
Masalah ini diperburuk oleh kemacetan yang semakin parah. Bahkan, majalah wisata dunia Fodor’s telah memasukkan Bali dalam daftar destinasi yang tidak direkomendasikan pada 2025, salah satunya karena problem lalu lintas.
Menanggapi situasi ini, Forum Perjuangan Driver Pariwisata Bali menyampaikan enam tuntutan kepada Gubernur Bali. Pertama, Pembatasan kuota taksi online di Bali, kedua, Penataan dan penertiban vendor angkutan sewa, termasuk rental mobil dan motor, ketiga, Standarisasi tarif untuk angkutan sewa khusus, keempat, Pembatasan rekrutmen driver hanya untuk pemegang KTP Bali, kelima, Kewajiban mobil pariwisata berplat Bali (DK) dengan identitas kendaraan yang jelas, dan yang keenam, Standarisasi bagi driver pariwisata yang berasal dari luar Bali.
Senantara, yang memiliki latar belakang di sektor pariwisata, memahami betul ancaman yang dihadapi masyarakat Bali. Ia mengungkapkan fakta mencengangkan bahwa hanya 30% investasi di Bali dikuasai warga lokal, sementara 70% lainnya dikuasai pihak luar.
“Kalau dibiarkan, lama-lama Bali dikuasai orang luar. Kita bisa kalah di tanah sendiri. Jangan sampai kita hanya jadi penonton di rumah sendiri,” tegas politisi asal Buleleng itu.
Ia pun mengingatkan kondisi saat pandemi Covid-19, di mana ketika ekonomi Bali terpuruk, tidak ada pihak luar yang datang membantu.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Senantara menggelontorkan dana pribadi sebesar Rp5 juta untuk perjuangan para driver, diikuti oleh Nyoman Parta dari PDI Perjuangan dengan jumlah yang sama.
Menurut Senantara, solusi utama atas persoalan ini ada di tangan Gubernur Bali terpilih, Wayan Koster.
“Kami akan menghadap dan memperjuangkan tuntutan para driver ini agar segera mendapat perhatian,” pungkasnya.
Bali harus tetap menjadi milik masyarakatnya. Perjuangan driver lokal adalah perjuangan menjaga kedaulatan ekonomi Bali dari dominasi pihak luar.