Foto: Ilustrasi Pembangunan Desa
MAKASSAR
Pembangunan desa bukan hanya prioritas lokal, melainkan juga kunci keberhasilan pembangunan nasional. Hal ini ditegaskan oleh Anggota Komisi V DPR RI Fraksi NasDem, Teguh Iswara Suardi, dalam kunjungan kerja Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
“Kabupaten Maros bukan sekadar dapil saya, ini juga tempat saya tumbuh besar. Hadir di kegiatan seperti ini adalah panggilan hati,” ujar Teguh dalam sambutannya, Selasa (19/11).
Fokus kunjungan ini adalah Desa Tukamasea, bagian dari kawasan karst terbesar kedua dunia yang masuk dalam UNESCO Global Geopark. Desa ini berhasil mengubah potensi alamnya menjadi destinasi wisata unggulan. Dengan fasilitas kolam renang alami, gazebo, kuliner khas, dan lanskap menakjubkan, desa ini membuktikan bahwa kreativitas lokal bisa mendatangkan pendapatan besar.
“Lewat BUMDes, Desa Tukamasea mencatat pendapatan Rp500 juta tahun lalu, yang digunakan untuk mendukung pendidikan. Ini contoh nyata bagaimana sinergi pemerintah, masyarakat, dan swasta dapat memajukan desa,” kata Teguh.
Teguh mengapresiasi dedikasi Menteri Yandri yang tak hanya berbicara di Senayan tetapi juga turun langsung ke desa-desa, bahkan sebelum diundang. Ia juga memuji keterlibatan perusahaan seperti Bosowa dan PLN yang turut mendukung pengembangan Desa Tukamasea.
“Kita butuh kolaborasi lebih luas. Pendamping desa, kepala desa, hingga pihak swasta harus bersatu memaksimalkan potensi lokal,” tambah Teguh.
Mengutip Bung Hatta, Teguh menegaskan bahwa kekuatan Indonesia bukan hanya dari obor di Jakarta, tetapi dari “lilin-lilin di desa” yang menerangi seluruh nusantara.
Pembangunan desa, menurutnya, adalah jalan untuk memastikan semua warga Indonesia, tanpa terkecuali, bisa menikmati hasil pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Desa Tukamasea hanyalah awal dari cerita besar bagaimana desa-desa di Indonesia bisa menjadi motor penggerak kemajuan nasional.