Foto: Anggota DPRD Kabupaten Bangli dari Partai NasDem Jero Gede Tindih.
Anggota DPRD Kabupaten Bangli dari Partai NasDem Jero Gede Tindih kembali mengingatkan soal rencana pembangunan Rumah Sakit (RS) Pratama di Kintamani, Bangli sebagaimana juga menjadi janji Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta.
Namun diakui untuk merealisasikan pembangunan RS Pratama ini karena anggaran yang dibutuhkan tidak sedikit dibandingkan dengan kemampuan keuangan Bangli yang terbatas. Dimana saat ini PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten Bangli sangat kecil bahkan menjadi yang terkecil diantara 9 Kabupaten/Kota di Bali.
“Ada visi misi Bupati berjanji membangun RS Pratama di Kecamatan Kintamani. Tapi ini belum terealisasi karena keterbatasan anggaran, PAD kita kecil. Tapi kita terus dorong dan memang harus ada solusinya,” kata Jero Tindih, Kamis (19/5/2022).
RS Pratama di Kintamani ini sudah menjadi kebutuhan mendesak masyarakat Bangli khusunya di Kintamani dan sekitarnya. “Itu kebutuhan masyarkat Kintamani bukan sekedar keinginan,” tegas tutur Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bangli itu.
Hal ini juga sudah diusulkan masuk dalam Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026. Pertimbangan memilih Kintamani untuk dibangun RS Pratama karena faktor geografis dan jumlah penduduknya.
Soal kebutuhan anggaran untuk pembangunan RS Pratama, sejauh ini memang belum ada berapa angka pastinya. Namun diyakini tentu belum mampu terkejar dengan kemampuan APBD dan jumlah PAD saat ini.
Politisi NasDem asal Desa Songan, Kecamatan Kintamani ini pun menawarkan solusi jika memang Pemkab Bangli belum mampu membawan dari awal RS Pramata di Kintamani, kenapa tidak dipikirikan opsi atau alternatif untuk meningkatkan status Puskesmas Rawat Inap yang ada sekarang menjadi RS Pratama.
“Di Kecamatan Kintamani sekarang ada 3 Puskesmas Rawat Inap tepatnya di Belantih, Kintamani, Songan. Itu saja salah satunya diangkat statusnya dijadikan RS Pratama,” sarannya.
Dikatakan Pemkab Bangli bisa saja menaikkan status dari Puskesmas menjadi RS Type C atau RS Pratama. Namun tentu perubahan status itu harus memenuhi sejumlah kriteria diantaranya seperti ketersedian luas lahan, peralatan medis dan tenaga kesehatannya
“Jadi tinggal penuhi persyarakat baik luas lahan, alat kesehatan, paramedis dan lainnya. Sehingga tidak lagi kita berpikir dari nol, dari menyediakan lahan, tidak 100 persen membangun baru. Jadi Puskesmas yang sekarang saja pilih salah satu untuk menjadi RS Pratama. Pilih saja dimana yang paling strategis. Apakah yang di Belantih, Kintamani, atau di Songan,” paparnya.
Untuk itu pihaknya berharap segera ada kajian dari Pemkab Bangli terkait usulan tersebut. “Perlu segera dikaji. Sara rasa dimanapun tidak masalah, yang penting bisa meringankan beban masyarkaat, dan beban anggarannyan tidak terlalu besar, memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat juga bisa,” pungkas Jero Tindih.