Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun 2021 sebesar 3,51 persen (year on year/yoy). Meski tetap tumbuh positif pada kuartal III, realisasi itu lebih rendah dari pertumbuhan kuartal II tahun 2021 yang mencapai angka 7,07 persen (yoy).

Kendati mengalami penurunan, Wakil Ketua Bidang Ekonomi DPW Partai NasDem Bali, Pontas H. Simamora, S.E.Ak., M.M., CPS menyebut hal ini lebih baik dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun 2020 yang mengalami penurunan hingga minus 3,49 persen.

“Walau terjadi ditengah lonjakan kasus positif Covid-19, pertumbuhan ekonomi kuartal kemarin menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia yang tetap berlanjut,” katanya.

Menurutnya, melambatnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun 2021 dikarenakan pemerintah yang melakukan pengereman dengan menerapkan PPKM Darurat karena terjadinya lonjakan kasus Covid-19.

“Penerapan PPKM Darurat kemarin tidak dipungkiri mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Hal ini dikarenakan adanya pembatasan aktivitas masyarakat yang membuat roda perekonomian sempat terhambat karena terbatasnya mobilitas,” ungkapnya.

“Meskipun demikian, kita masih bisa tumbuh positif terdorong oleh ekspor yang mencapai 29,16 persen (yoy) dan impor 30,1 persen (yoy),” sambungnya.

Pertumbuhan ekonomi kuartal III di Indonesia juga diperngaruhi oleh harga komoditas yang terus melonjak diantaranya, minyak kelapa sawit, kopi, cokelat, timah, nikel, dan alumunium. Perkembangan harga komoditas serta membaiknya perekonomian mitra dagang sangat berpengaruh besar pada kinerja ekspor yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

“Kita sangat terbantu oleh supercycle dari harga minyak, nikel, tembaga, alumunium dan karet yang naik. Jadi ekspor kita terbantu juga oleh harga-harga komoditas tersebut. ” tukas Pontas H Simamora.

Kendati demikian, pada kuartal III tahun 2021 beberapa wilayah di Indonesia telah perlahan-lahan mengalami pertumbuhan ekonomi yang surplus namun untuk Provinsi Bali sendiri masih berada di angka minus 2,91 persen. Hal ini tidak terlepas dari dampak sektor pariwisata yang belum secara 100 persen pulih.

Sementara itu, Pontas H Simamora meyakini pelonggaran mobilitas saat ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Seluruh provinsi saat ini berada pada level 1 dan 2, sehingga hal ini menjadi kesempatan besar untuk Indonesia dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV mendatang.

Namun, dirinya tetap menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan sehingga tren kasus Covid-19 dapat terkendali dan pertumbuhan ekonomi bisa terus berlanjut. 

Bagikan Artikel

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *