Foto : Legislator Partai NasDem, Irma Suryani.
Jakarta
Legislator Partai NasDem, Irma Suryani, mengajak para politisi perempuan Indonesia untuk terus berbenah dan meningkatkan kemampuan dalam memahami postur anggaran, komunikasi publik, dan strategi pemenangan kompetisi politik. Politisi perempuan harus setara dengan laki-laki.
“Perempuan-perempuan Indonesia tidak hanya menjadi follower, tapi juga menjadi bagian yang tidak kalah penting, tidak kalah elegan, tidak kalah pintar dengan aleg (anggota legislatif) laki-laki,” ujar Irma dalam Focus Group Discussion (FGD) Nasional yang digelar Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Diskusi terfokus bertema Aleg Memahami Postur Anggaran, Komunikasi Publik, dan Memaknai Undang-Undang Pemilu, Serta Strategi Pemenangan Politisi Perempuan, diikuti ratusan politisi perempuan dari DPRD kabupaten/kota, provinsi, DPR RI, dan kepala daerah.
Menurut Irma yang juga Ketua Presidum KPPI, masih banyak aleg kabupaten/kota, provinsi, maupun DPR RI yang belum cakap dalam membaca postur dan struktur anggaran. Pengetahuan itu penting agar politisi perempuan mempunyai bargining position dalam mengawal anggaran pemerintah.
“Semua anggaran transfer daerah harus bisa terdistribusikan dengan baik dan bisa dikawal oleh aleg. Ini kan penting. Jadi mereka tahu betul apa fungsi mereka sebagai wakil rakyat,” imbuhnya.
Selain terkait postur anggaran, kata Irma, para politisi perempuan juga ditambah wawasan mengenai komunikasi publik yang baik dan efektif. Sebagai politisi, perempuan harus mempunyai kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dengan masyarakat untuk menyerap aspirasi, dan juga dengan pemerintah.
“Peran perempuan dikancah politik sama dengan laki-laki, tidak ada bedanya. Kami sama-sama memperjuangkan aspirasi masyarakat, aspirasi rakyat, terutama aspirasi terkait dengan kepentingan perempuan. Selama ini hanya perempuan yang tahu apa yang dibutuhkan perempuan. Perempuan itu harus ada di parlemen, sehingga bisa mewarnai kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada perempuan,” ujarnya.
Lebih lanjut Irma berpendapat bahwa politisi perempuan harus setara dengan politisi laki-laki. Tidak boleh lagi ada diskriminasi terhadap politisi perempuan.
“Saya ingin sampaikan bahwa aleg perempuan itu pintar-pintar juga, sama dengan laki-laki. Untuk itu saya mengimbau partai politik untuk tidak alergi sama perempuan. Tempatkan perempuan pada posisi yang semestinya dan tidak terdiskriminasi dalam politik,” tukas Irma.