Foto: Ilustrasi Pangan
JAKARTA
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmat Gobel, mengajak perusahaan pupuk organik asal Slovakia, Rokosan, untuk berinvestasi di Indonesia. Ajakan ini disampaikan Gobel dalam pertemuan dengan pemilik Rokosan, Stefan Szoke dan Adam Szoke, di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bratislava, Slovakia, Jumat (30/8).
Dalam pertemuan tersebut, Gobel menekankan pentingnya mencari solusi untuk menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada ketersediaan pangan global serta memerbaiki kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia. “Dunia saat ini sedang menghadapi perubahan iklim yang signifikan, sehingga kita memerlukan solusi untuk memastikan ketersediaan pangan dan memperbaiki kondisi bumi yang tercemar oleh bahan kimia,” ujar Gobel.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Gusrizal, serta Duta Besar Indonesia untuk Slovakia, Pribadi Sutiono. Gobel menegaskan bahwa dengan populasi yang besar, Indonesia harus mandiri dalam sektor pangan, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang mengancam pasokan pangan global.
“Pupuk berkualitas tinggi dan bibit unggul adalah kunci utama, selain membangun kelembagaan dan ekosistem pertanian yang kondusif,” kata Gobel.
Stefan Szoke, dalam kesempatan itu, memaparkan bahwa Rokosan adalah salah satu produsen pupuk organik terbesar di Eropa, dengan rekam jejak kerjasama internasional yang luas, termasuk dengan negara-negara di Asia seperti China dan India, serta beberapa negara di Afrika. Saat ini, Rokosan tengah melakukan uji coba produknya di Indonesia melalui kemitraan dengan PT Pupuk Indonesia.
Adam Szoke menambahkan bahwa Rokosan memiliki minat untuk membangun pabrik pupuk di Indonesia. Pabrik ini, dengan kapasitas produksi 3-5 juta liter per tahun, membutuhkan investasi sekitar 3,5 juta euro dan cukup untuk memenuhi kebutuhan 100 ribu hektar lahan pertanian. Bahan baku pabrik ini akan berasal dari bulu ayam, memanfaatkan limbah dari 40 ribu ekor ayam per hari, yang sangat mungkin terpenuhi mengingat Indonesia adalah salah satu konsumen ayam terbesar di dunia.
Gobel melihat penggunaan limbah binatang sebagai bahan baku ini sebagai langkah penting dalam mendorong ekonomi sirkular dan menciptakan lapangan kerja. “Saya datang jauh-jauh ke Slovakia demi membela kepentingan petani Indonesia,” ujar Gobel, dengan harapan investasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas dan adopsi teknologi ramah lingkungan.
Dengan kolaborasi ini, Gobel optimistis bahwa penggunaan pupuk organik akan membantu memperbaiki kualitas tanah, mendukung gerakan go green, serta mewujudkan target net zero emission dan folu net sink di Indonesia.