Pembelajaran tatap muka saat ini sudah mulai dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Beberapa sekolah di seluruh wilayah Indonesia khususnya Bali telah mengizinkan anak didiknya untuk belajar tatap muka secara offline.
Meski hal ini sangat baik dalam peningkatan kualitas akademik namun Wakil Ketua Bidang Ekonomi DPW Partai NasDem Bali, Pontas H. Simamora, S.E.Ak., M.M., CPS mengungkapkan masih ada sekolah-sekolah khususnya sekolah swasta yang sedang berjuang untuk keberlangsungan sekolahnya.
“Ada satu hal yang mungkin luput dari perhatian pemerintah, bahwa banyak sekolah-sekolah swasta sangat kesulitan dalam pembiayaan operasional sekolahnya, seperti membayar gaji guru atau belanja barang, oleh karena penerimaan dari pembayaran uang sekolah banyak yang macet, murid-murid tidak sanggup bayar uang sekolah setiap bulannya,” ungkapnya.
Selain itu, dirinya menyebut masih ada beberapa dari siswa yang lulus namun tidak sanggup mengambil ijazahnya karena masih banyak tunggakan. Pontas H. Simamora mengatakan persoalan itu dapat mengakibatkan sekolah-sekolah swasta memiliki banyak piutang tetapi tidak memiliki uang tunai.
Sekolah yang menjalankan sistem pembelajaran tatap muka memerlukan pembiayaan operasional yang lebih dibandingkan dengan penyelenggaran kegiatan belajar mengajar secara daring (online). Kurangnya modal dalam menjalankan sistem belajar tatap muka menjadi alasan jalannya kegiatan belajar mengajar disekolah jadi terhambat.
Menyoroti hal tersebut, Pontas H. Simamora menyarankan agar pemerintah dapat membantu sekolah-sekolah swasta yang sedang mengalami kesulitan. “Saya usul, agar pemerintah bisa memberikan pinjaman tanpa bunga kepada mereka (sekolah swasta) ini, sambil menunggu tagihan mereka masuk untuk kemudian bisa mengembalikan pinjaman tadi,” tuturnya.
Menurutnya jika pemerintah dapat membantu sekolah swasta dalam hal pemberian pinjaman untuk operasional sekolah, produktifitas sekolah akan meningkat dan diharapkan dapat memberikan pendidikan berkualitas kepada generasi penerus bangsa di masa pandemi.