Foto: Ilustrasi Gedung Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI
Jakarta
Di bawah naungan langit Jakarta yang mendung, ada harapan besar yang sedang tumbuh di dalam gedung DPR RI, Senayan. Fauzi Amro, anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, mengungkapkan pentingnya proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) yang sedang berlangsung untuk memilih calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Sebuah proses yang bukan sekadar seremonial, tapi menjadi kunci untuk menjaga kepercayaan rakyat terhadap pengelolaan keuangan negara.
“Ini bukan hanya soal memilih orang yang kompeten, tapi juga memastikan mereka yang terpilih memiliki integritas dan komitmen yang tinggi terhadap tugas besar yang ada di pundak mereka,” ujar Fauzi dengan nada penuh harap pada Rabu (4/9/2024).
Selama tiga hari terakhir, gedung DPR RI menjadi saksi dari proses yang begitu seksama, di mana 74 calon anggota BPK menjalani ujian di hadapan anggota Komisi XI. Dua dari mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan, tapi 74 lainnya terus maju, membawa impian dan dedikasi untuk menjaga akuntabilitas keuangan negara. Proses ini tak mudah, tetapi sangat penting. “Kami melakukan evaluasi dengan standar yang tinggi,” tegas Fauzi. Ia tahu, tanggung jawab BPK sangat besar dalam memastikan setiap rupiah yang digunakan negara berada di jalan yang benar.
Fauzi, yang akan kembali ke Senayan untuk periode 2024-2029, menekankan bahwa kelima nama yang terpilih untuk menjadi anggota BPK periode 2024-2029 adalah individu-individu yang dinilai paling layak untuk mengemban tugas berat tersebut. Mereka tak hanya harus unggul secara teknis, tetapi juga mampu menjaga transparansi, independensi, dan akuntabilitas di setiap langkah mereka.
“Integritas dan profesionalisme adalah fondasi keberhasilan BPK dalam menjalankan tugasnya,” ujar Fauzi. Ia percaya bahwa kemampuan teknis hanya satu sisi dari koin, sementara sisi lainnya adalah moralitas dan tanggung jawab besar yang harus mereka emban demi bangsa dan negara.
Kelima calon yang terpilih ini akan dibawa ke rapat paripurna DPR RI untuk mendapatkan persetujuan dari seluruh anggota dewan. Fauzi berharap proses ini berjalan dengan lancar, transparan, dan adil, karena keputusan yang diambil akan membawa dampak besar bagi efektivitas pengawasan keuangan negara di masa depan. “Kami tahu bahwa tanggung jawab ini berat, dan kami meminta doa serta dukungan dari seluruh masyarakat agar dapat menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” tambah Fauzi dengan nada penuh kerendahan hati.
Proses seleksi ini, lanjut Fauzi, adalah bagian dari komitmen Komisi XI untuk memastikan bahwa lembaga negara seperti BPK diisi oleh individu-individu yang tidak hanya berkompeten, tetapi juga memiliki integritas tanpa cela. Ini bukan hanya soal angka atau laporan keuangan, tetapi tentang masa depan kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Harapan kami, anggota BPK yang terpilih nanti bisa bekerja dengan penuh dedikasi untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi. Semua ini demi kemajuan negara dan kesejahteraan rakyat yang kita cintai,” tutup Fauzi, memberikan pesan yang sarat dengan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Di balik kata-kata Fauzi, terpantul kesadaran bahwa tugas besar ini adalah tentang menjaga amanah rakyat. Sebuah tanggung jawab suci yang harus dijalankan dengan hati dan pikiran yang tulus.