Saat ini keberlangsungan UMKM di Indonesia khususnya di Bali mengalami masa sulit akibat pandemi Covid-19. Banyak UMKM yang mengalami penurunan dari segi penjualan bahkan ada yang terpaksa harus rela gulung tikar, mengakhiri bisnisnya.
Hal ini mengakibatkan pelaku UMKM cenderung labil akibat persepsi dan kekhawatiran ekonomi di masyarakat ditambah dengan adanya narasi berita tentang varian baru yang berpotensi melahirkan resiko dari pandemi ini. Hal ini tentunya akan mempengaruhi pergerakan dan rencana ekonomi para pelaku ekonomi.
Menyikapi hal tersebut, Wakil Ketua Bidang UMKM DPW NasDem Bali, Ida Ayu Ketut Widnyani Wulan merasa perihatin akan nasib UMKM di Bali. Dirinya juga menghimbau pelaku UMKM untuk melakukan tranformasi bisnis ke arah digital.
“Data terakhir dari Bapak Menteri Perindustrian menyatakan bahwa sebanyak 55 Juta UMKM mengalami kebangkitan dimana 29.7 Juta nya bertransformasi melalui Digitalisasi. Pertanyaan dan tantangan bagi saya adalah bagaimana meniru pemodelan ini untuk diterapkan pada UMKM Bali sekaligus juga ingin memperoleh data seberapa banyak UMKM Bali yang sudah bangkit dan Go Digital,” katanya kepada Tim Suara Restorasi (12/10/2021).
Politisi NasDem ini juga mengungkapkan bahwa sektor produksi telah mengalami penurunan akibat daya beli masyarakat yang menurun. “Dalam perjalanan dan kunjuangan saya ke beberapa sentra UMKM, saya melihat bahwa sektor produksi mengalami penurunan volume sebagai akibat dari penurunan serapan pasar. Ini sesungguhnya merupakan sifat alami dalam proses ekonomi. Namun di sisi lain, sektor distribusi banyak juga yang bertumbuh sebabagi hasil dari strategi survival pelaku UMKM semisal perubahan jenis produk yang dipilih dan atau bergerak ke arah digital. Ini prospek bertumbuh yang besar apabila kita mampu mengelola dan bertransformasi ke ranah digital.” ungkapnya.
Dayu Widnyani menyarankan pelaku UMKM untuk menyadari bahwa ini adalah ekonomi era baru dan harus menemukan format untuk beradaptasi pada fakta tersebut. UMKM saat ini, sudah saatnya tidak hanya bertumpu pada promosi offline saja mengingat adanya PPKM sehingga hal ini juga menghambat keberlangsungan UMKM.
Lebih jauh, Dayu Widnyani mengungkapkan siasat atau terobosan yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM di masa pandemi adalah dengan mendorong UMKM untuk melihat Peluang dalam Ekosistem Digital. “Go Digital ini yang harus kita lihat sebagai terobosan untuk bertahan sekaligus bertumbuh,” sambungnya.
Kendati demikian, Dayu Widnyani juga sadar akan tantangan yang dihadapi yaitu tidak semua pelaku UMKM itu melek digital. “Satu lagi tantangan yang harus kita atasi adalah menyadari bahwa tidak mudah membangun ekosistem digital mengingat Generation Gap pelaku UMKM kita, maksudnya adalah bahwa belum semua UMKM kita melek digital. Hal inilah yang perlu kita elaborasi untuk selanjutnya membangun kolaborasi bersama antar stakeholder dalam Ekosistem UMKM,” tutupnya.