Foto: Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat.
Jakarta
Generasi muda Indonesia harus terus diberdayakan dan diingatkan akan pentingnya peran mereka dalam pembangunan bangsa. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menggarisbawahi hal ini saat berbicara dalam Sosialisasi Empat Konsensus Kebangsaan di Universitas Jember, Jawa Timur, Jumat (13/9/2024).
Ia menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia diraih berkat perjuangan para pemuda, dan kini giliran generasi muda saat ini untuk menjadi penggerak masyarakat dalam memahami dan mengamalkan empat konsensus kebangsaan.
Empat konsensus yang dimaksud meliputi Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. “Generasi muda saat ini harus menjadi motor penggerak agar masyarakat memahami pentingnya empat konsensus ini,” ujar Lestari. Sosialisasi ini turut dihadiri oleh H Charles Meikyansah (Anggota MPR RI), Iwan Taruna (Rektor Universitas Jember), civitas academika Universitas Jember, dan sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Lestari, yang akrab disapa Rerie, mengingatkan bahwa sejarah Indonesia mencatat peran penting anak muda dalam rentang waktu 1908 hingga 1928, yang kemudian berlanjut hingga kemerdekaan. Dengan segala potensi yang dimiliki, pemuda saat itu bersatu untuk memperjuangkan kemerdekaan. Kini, tantangan yang dihadapi generasi muda berbeda, namun semangat perjuangan harus tetap hidup.
Ia juga menekankan bahwa generasi muda saat ini berada di tengah arus perubahan yang cepat, akibat modernisasi teknologi dan dampak pandemi. “Generasi muda harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini, sambil tetap setia pada nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan,” tegas Rerie.
Sebagai anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II (Demak, Kudus, Jepara) dan Majelis Tinggi Partai NasDem, Rerie berpesan bahwa anak muda harus tahu tujuan hidup mereka, baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun bangsa. “Kalian adalah generasi yang akan kami percayakan untuk menjaga dan mengamalkan nilai-nilai dari empat pilar bangsa ini,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Ia menutup dengan pesan yang kuat, “Empat pilar bangsa jangan hanya dihafal, tetapi harus dipahami dan diamalkan, agar keutuhan Indonesia tetap terjaga dan abadi.”