Foto: Acara Ramadan Bersama NasDem di Panglima Itam Library of NasDem.

Jakarta, partainasdembali.org

Dalam kehidupan sosial sehari-hari akan selalu ada keberagaman, baik dalam aspek spiritual maupun non spiritual. Keberagaman tersebut dapat dirayakan dengan kedalaman etika dan ilmu.

Demikian dikupas Ketua Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Dr. Zainal Abidin Bagir dalam Daras Kitab Al Milal wa Nihal karya Syahrastani di Panglima Itam Library of NasDem, Rabu, 5 April 2023.

“Saya kira satu hal terpenting pertama kali itu adalah kesadaran bahwa keragaman adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan itu fakta mau di apa-apakan selalu ada keragaman,” kata Dr. Zainal Abidin Bagir yang mengupas tema Syiah dalam Konteks Keragaman Agama dan Demokrasi Indonesia.

Dalam kegiatan bertajuk Ramadan Bersama NasDem itu dia mengajak masyarakat untuk bisa menerima dan merawat keberagaman secara konstruktif.

“Jadi bagaimana kita menghadapi keragaman itu dengan konstruktif yang tidak mencari mengutamakan pertanyaan siapa yang benar dan sebagainya,” kata dia.

Menurut dia dengan ragam pemahaman masing-masing diperlukan sikap untuk memperlakukan orang lain sebagai manusia apapun pandangan dan orientasinya.

Ketua Bidang Kaderisasi dan Pendidikan Politik Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Ahmad Baidowi AR mengatakan bahwa kitab Al Milal wa Nihal karya Al Syahrastani dapat menjadi sumber inspirasi hari ini untuk kita bersikap terutama sebagai orang beragama bahwa keragaman spiritualitas dan keragaman non spiritual adalah keseharian yang harus berani diterima.

“Jadi sejak kemarin kita belajar aspek teologisnya dan pemikirannya, hari ini yang diingatkan Dr. Zainal Abidin Bagir adalah aspek etika yang itu bisa jadi salah satu unsur penting kita kadang-kadang tidak dapat melihat keragaman itu karena etika kita salah,” kata dia.

Dia pun meyakini tanpa adanya etika dan ilmu apalagi berhenti belajar akan sangat membahayakan masyarakat di tengah kehidupan yang beragam.

“Tanpa ada dua hal ini (etika dan ilmu) saya kira siapapun profesi apapun kalau berhenti belajar itu yang paling bahaya,” pungkas dia.

Bagikan Artikel

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *