Foto: Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat.
Jakarta, partainasdembali.org
Pemahaman nilai-nilai sejarah kebangsaan warisan para pendahulu bangsa harus terus ditingkatkan dan menjadi acuan bagi generasi penerus dalam menjawab berbagai tantangan masa kini dan mendatang.
“Nilai-nilai sejarah Indonesia yang ditorehkan para pendahulu bangsa masih sangat relevan untuk menjadi landasan bersikap dalam menjawab sejumlah tantangan berbangsa dan bernegara,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/7/2023).
Saat ini terdapat 496 dokumen Ingatan Kolektif Dunia The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Sebanyak 11 di antaranya dimiliki Indonesia, termasuk tiga arsip yang baru saja ditetapkan, yakni pidato Presiden Sukarno bertajuk “To Build the World a New”, Pertemuan Pertama Gerakan Non-Blok, dan Hikayat Aceh.
Pada Senin (3/7/2023) lalu sertifikat Ingatan Kolektif Dunia UNESCO terkait ketiga arsip tersebut diserahkan wakil tetap Indonesia di UNESCO, Prof Ismunandar kepada Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah.
Sementara itu, delapan dokumen lainnya ialah Arsip VOC, Arsip Konferensi Asia-Afrika, Babad Diponegoro, Arsip Konservasi Borobudur, Arsip Tsunami, La Galigo, Nagarakertagama, dan Cerita Panji.
Menurut Lestari, peristiwa tersebut merupakan bentuk pengakuan dunia terhadap pentingnya nilai-nilai sejumlah peristiwa sejarah di Indonesia yang merupakan bagian dari peristiwa sejarah dunia.
Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat, pentingnya nilai-nilai sejarah sejumlah peristiwa di Indonesia, seharusnya mendorong setiap anak bangsa untuk menggali dan memaknai nilai-nilai luhur yang diwarisi nenek moyang bangsa ini.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil Jawa Tengah II (Kudus, Demak, Jepara) itu mendorong agar sistem pendidikan nasional yang diterapkan saat ini juga ikut mengakselerasi penanaman nilai-nilai sejarah bangsa ini kepada para peserta didik.
Menurut anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, wajib bagi setiap anak bangsa memiliki pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai sejarah bangsa dalam upaya membangun karakter generasi penerus yang tangguh.
Rerie mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama melestarikan nilai-nilai yang diwarisi para pendiri bangsa seperti kejujuran, persatuan, gotong-royong, dan budi pekerti yang luhur, dalam mengisi kemerdekaan dengan mewujudkan proses pembangunan yang lebih baik dari waktu ke waktu.